Sabtu, 25 Januari 2014

Pohon Asa

Usah kau hitung masa ke berapa kau tanam asa lalu pergi meninggalkannya. Kita pernah bersama merawatnya tanpa ada saling menyepakati. Sesekali kau menyirami kala aku luput. Sesekali kau enyah bahkan hampir hingga layu. Lalu setelah hampir ia mati, tiba lagi kau padanya. Berapa lama kau akan di sana? Menarik ulur hidup dan mati asa?

Hari sebelum ini, tak sengaja mata kita sua pada satu titik. Lenyap logika seketika. Akal sekali-kali hanya nama saja. Hilang ia jika hati hendak bicara.  Mantra apa telah kau sebar? 

Saban hari aku hendak berhenti saja. Persepakatan yang tiada, tak lain adalah jalan pengantar mati. Jika asa sampai pula pada puncaknya, nyawapun tak berharga lagi, bahkan kadang Tuhan pun terlupa. Ah, jangan sampai. 

Dimana ia datang, maka di situ ia kembali. Sujudlah pemintal asa yang lain. Asa yang sebenar-benar asa.
-Jika Ia berkehendak, pohon asa kita Ia akan jaga. 


**Tulisan ini sepertinya sebab kandung Sindrom Hayati-Zainuddin**

2 komentar: