Sabtu, 05 Juli 2014

Surat Buat Kak Echa



Makassar 25 Mei 2014 (Dini Hari)
Untuk Sahabat…
Echa – yang sepertinya ‘kak Echa’ 


Hallo, Kak!
Gambarmu bagus. Sangat bagus. ^^
Oh iya, seperti janjiku, suratmu tidak akan pincang. Sayang sekali kau tak menuliskan alamat tempat tinggalmu. Semoga saja kau ada waktu untuk membaca surat yang sengaja kutempelkan di dinding rumahku ini.

Apapun alasanmu mengirimkan lukisan berbingkai hitam beserta suratmu, itu sangat manis. Bagaimana kalau kita bersepakat saja bahwa orang-orang yang rela mengirimkanku surat adalah orang yang manis. Percayalah, di zaman yang edan ini, hanya orang-orang yang manis yang rela meluangkan waktu untuk menuliskanku surat, terlebih melukiskan wajah anak yang juga manis (maksa).

By the way, suratmu cukup singkat. Dan akan kubalas pula dengan singkat, sebab sepertinya kau tak suka berbasa basi. Iya sepertinya, ini hanya tebakanku. Tentu saja aku sangat berterima kasih untuk tiga alasan kau menuliskan surat. Untuk alasan kau ingin menepati janji. Iya aku ingat benar, kita pernah berdebat (atau apapun kau ingin mengistilahkannya) tentang berkirim surat, dan kau berjanji akan menuliskan dan mengirimkannya. Ya, kau tepat janji.

Surat Untukmu, Mei-22 !



Seharusnya ini adalah postingan bulan Mei, yang bukan tentang kue ulang tahun dan kejutan, tapi tentang surat dari sahabat.

Hari yang nyaris selalu sibuk tak memberikan banyak luang untuk menceritakan banyak hal di Mei dan Juni. Apa kabarmu wahai para pengirim surat di bulan Mei?
**

Postingan April lalu tentang harapan beroleh surat di bulan Mei sebetulnya membuat sangsi. Adakah yang di hatinya terbetik keinginan untuk bersurat yang sesungguhnya? Ah, ingin saja pun itu sudah cukup. Hingga hari yang dinantikan tiba, keinginan yang menyata seumpama mencelupkan tangan ke dalam air lalu menangkap beberapa ekor ikan yang liar. Menyenangkan sekali, pasti.

Menerima beberapa pucuk surat di bulan Mei mencipta bahagia tak alang kepalang. Jika sahabat merasakannya di zaman sekarang, tentu saja ini jauh lebih membahagiakan dibandingkan menerima surat kala SMP dahulu. Pernah beroleh surat dari kakak senior kala SMP? Aku pernah.

Jika beroleh surat kala SMP hanya menjadikan dongkol berkecamuk karena merasa belum cukup umur untuk beroleh surat  merah jambu, kali ini tidak, ada kebahagiaan tersendiri melihat jenis coretan dan tinta yang berbeda – dan tentu bukan surat merah jambu, melainkan surat sahabat dengan aneka warna.

Hallo Mei-22. Ini hadiah untukmu. (Surat sahabat dan beberapa balasan)