Minggu, 25 Maret 2018

Kata Ayah, Qayyim Ini Anak Ajaib.


Kata ayah, Qayyim ini anak ajaib. 😂


Entah ini sugesti sendiri atau mmg Qayyim paham apa yang bundanya katakan, yang pasti ini kejadian. Sama seperti yg ibuknya Kirana lakukan pada Kirana. Bahkan sebelum baca Happy Little Soul nya Retno Hening pun, saya rupanya sering melakukan hal serupa, semakin seringlah setelah baca buku warna warni tersebut. Well, thanks ibuk Kirana. 
Kami percaya, bahwa saya dan bayi saya bisa saling memahami satu sama lain. 

Suatu hari, Qayyim lagi rewel-rewelnya. Ditinggal sebentar saja nangis. Karena dikit-dikit nenen, lagi tidur sekalipun bunda harus selalu siaga, pokoknya sadar sedikit mesti nenen. Awalnya saya pikir Qayyim sedang mengalami growth spurt. Iya awalnya, namun setelah berlangsung seminggu akhirnya sy menyimpulkan Qayyim tdk sedang growth spurt (kondisi dimana bayi menyusu lebih sering dan lebih banyak dari biasanya) meskipun gejalanya tepat sama. Menurut buku, growth spurt biasanya berlangsung hanya sekitar 3-4 hari. Nah loh ini sudah seminggu, bahkan sampai hari ini tetap seperti itu pola nenennya Qayyim, barangkali sudah 2 minggu lebih atau bahkan lebih lama. Nah hari itu, karena neneknya (read ibu saya) lagi sakit, jadilah semuanya serba saya. Memang selama ini saya cukup ehm sangat terbantu dengan segala urusan Qayyim dengan tinggal di rumah ibu selepas melahirkan, terlebih urusan dapur dan perut sendiri. Terima kasih nenek 😊.

Sabtu, 17 Maret 2018

Kisah Bunda Kepada Abid : Perjuangan Melahirkan Anak Pertama

Abid Rayyan Al Qayyim


Lahir tepat adzan isya waktu RS. Andi Sultan Dg Raja (19.25 wita) pada hari Rabu 07.02.2018.
Kesyukuran besar bagi ibu bisa melahirkanmu dengan normal anakku, meski setelah berjuang selama dua hari di rumah sakit. Ibu kekeuh untuk melahirkanmu normal tanpa induksi saat itu. Meski bidan mondar mandir menawarkan induksi pada ibu dengan dalih persalinan akan lebih cepat namun sedikit lebih sakit dari persalinan tanpa induksi. Katanya pula, untuk anak pertama, satu pembukaan bisa bertambah dalam 2 jam, sementara pada saat itu ibu masuk UGD masih pada pembukaan satu, maka jika dihitung paling cepat untuk mencapai pembukaan lengkap adalah 20 jam. 

Saat masuk UGD, setelah VT pertama kali, bidan menyarankan untuk langsung ditinggal dan diinfus karena air ketuban ibu sudah berkurang. Ini diluar bayangan ibu, Nak. Selama ini ibu membayangkan kelak saat persalinan akan ada sesi berjalan mondar mandir di koridor RS agar pembukaan mulut rahim lebih cepat, sayang Allah berkendak lain, Nak. Dari UGD, ibu lalu dipindahkan ke ruang bersalin dengan kursi roda, bahwa ibu tak boleh lagi banyak berjalan, agar air ketuban ibu tidak benar-benar habis. Dalam hati, ibu harus berjuang melahirkanmu tanpa induksi dan saecar nak. Skali lagi, ibu ingin melahirkanmu normal anakku, tanpa induksi, apalagi saecar. 

Namun sejak awal memasuki ruang bersalin, bidan sudah menawarkan induksi, tentu ibu menolak. Bukan apa-apa nak, rasa sakit-yang ibu dengar dari cerita teman dan keluarga jika bersalin dengan obat induksi membuat ibu enggan membayangkannya, apalagi merasakannya. Sejujurnya, bukannya ibu tak mau anakku, hanya saja ibu ragu tak bisa melaluinya dan harus berakhir saecar.