Rabu, 05 Februari 2014

Kapan Sarjana, Isma?

Sebetulnya saya sudah agak bosan bercerita tentang skripsi, juga tentang status saya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Saya pernah bersepakat dengan seseorang atau mungkin sesuatu yang entah siapa dan apa, biarkan semuanya mengalir saja. Kerjakan dan, tunggu saja sampai saatnya tiba. 

Namun ada hal yang ternyata tidak bisa saya hindari. Saya akan selalu berbicara tentang satu hal ini jika saya selalu diingatkan. Siapa yang kumaksud mengingatkan? Mungkin mereka. Mungkin juga kalian.
Pertanyaan yang sesungguhnya beraneka ragam namun intinya sama saja. KAPAN SARJANA?
Adakah sehari saja saya bisa terhindar dari pertanyaan ini? Belum lagi hasutan dari beberapa dosen. Meskipun bahasanya "dibercanda-bercandakan" namun saya yakin mereka bertanya dengan serius-niat sekali mereka mengusir saya dari kampus.
"Kapan maju seminar propoal, Isma?
"Kenapa belum memasukkan blangko judul, Pembimbing sudah habis ini. Atau kamu tahun depan saja?
"Lihat itu anu sudah maju, masa kamu belum?

Bunuh, saja saya, Pak. Kalau ada yang bisa menjamin setelah proposal, bajakannya film Tenggelamnya Kapal Vander Wijck sudah keluar, maka minggu depan pun saya disuruh proposal. Saya memang sedang digalaukan oleh satu hal ini.


Dan hari ini dua teman kesayangan sudah seminar proposal. Biasanya kalau sudah begini, orang-orang makin galau, tak terkecuali saya. Apalagi kalau sudah bertemu dengan pak Farid, ketua jurusanku, langsung putar arah. Padahal kalau dihitung-hitung, semester 8 baru dimulai, tapi rasa-rasa saya ini sudah semester 14 yang harus segera proposal, kalau tidak, tamatlah riwayatmu.

Lalalalaalala.. Tapi hari ini saya punya berita gembira, judul sudah Acc, dosen pembimbing juga sudah punya SK. Hanya saja hari ini dan mungkin sampai setelah seminar proposal saya masih akan galau sebab sekali lagi tentang BAJAKAN itu. Tolonglah saya everyone. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar