Selasa, 31 Desember 2013

Rinai di bulan Desember (Tentang Towr FLP)

Selalu, "sepi" setia pada tugasnya menyeret kita pada banyak kenangan yang sudah. 
Seperti sepi pagi ini, menjemputku pada guratan-guratan cerita yang mungkin hanya secuil yang jelas tergambar. Aku memang punya masalah yang agak serius dengan ingatan. Dan yang aku tahu sekarang aku menyesal telah melewatkan banyak hal tanpa menuliskannya. Semestinya, obat paling ampuh untuk menyelesaikan satu masalah besarku itu adalah dengan menuliskannya. Dan sekarang aku tak mau melewatkannya lagi. 

Dan sepi pagi ini temanya adalah kenangan TOWR FLP.
Seperti dua pagi yang sudah di 27-29 Desember 2013, aku pernah melewatkan dua pagi yang lain bersama teman-teman FLP. Di empat tahun berbeda, sejak aku dipertemukan dengan FLP, Desember selalu punya cerita tentang kalian. 

Desember 2010 adalah hari perkenalanku dengan FLP di Pesantren Ummul Mukminin. Tak bisa kupungkiri, TOWR-TOWR setelahnya membuatku iri. Tempat TOWR zamanku dulu, semuanya murni di dalam ruangan, tak ada travel writing, tak ada tempat wisata. Sebenarnya tak ada masalah dengan itu, hanya saja, saat semua asik bernostalgia dengan zamannya, aku hilang dengan zamanku. Selain cibiran adik2 FLP Unhas tentang venue Towr ku dulu, teman seperjuangan pada saat itu yang bertahan hanya hitungan jari tangan kanan saja. bagaimana mau bernostalgia jika hanya berteman kak jumrang saja, kak hendra di dunianya yang lain (di kampusnya, unismuh), juga kak opu yang tak pernah memunculkan diri di FLP Unhas. Kak Cubby sudah berada jauh di jogja sana. Serta kak Alien yang pertemuanku sebatas koridor Kosmik saja, lalu tak ada lagi cerita tentang FLP dengannya. 


Saat yang lain mulai berkisah tentang TOWRnya, tentu saja aku tak mau ketinggalan, aku pun akan bercerita tentang serunya TOWR mereka, karena memang aku tak pernah ketinggalan untuk Towr FLP unhas dan Sulsel sejak 3 tahun belakangan. Hanya saja mereka akan mengolok-olokku jika memintaku bercerita tentang Towrku. Baiklah, ini hanya permasalahan tempat dan konsep yang berbeda. Bukankah, Towr di Puntondo keren karena ada TOWR Ummul Mukminin sebelumnya?
Lalu apa kabar TOWR FLP Pucak (2011)? Ketua panitianya bahkan dari Towr Ummul bukan? 
Lalu Towr Malino (2012), kami tetap andil. Dan Towr Bantimurung? Tentu saja ada kami. (*dicatat, "kami" disini sepertinya hanya merujuk pada dua orang, Isma dan kak jum. Dan terkadang ada kak Hendra, inilah yang kusebut hitungan jari tangan kanan)

Sungguh aku tak ingin menyesali apa-apa. Karena kita ini orang-orang keren. Hahaaaa.
Ini bukan tentang hitung-hitungan, hanya saja aku ingin membuktikan bahwa TOWR Ummul pun bisa eksis, meski yang bertahan hanya hitungan jari namun kami tetap pejuang pena (tsah).

Tak ada yang "bagus" jika tak ada yang "kurang bagus" dulu. Ah, maaf bukan kurang bagus, hanya saja perbandingan sesudah dan sebelum itu memang kadang memberikan level penilaian yang berbeda. Satu hal yang patut kusyukuri adalah, Towr Ummul adalah pintu pertemuanku dengan kalian. Jika bukan karenanya, sudah pasti ceritanya akan berbeda. Tak ada cerita bersama kalian.


Bantimurung, 29 Desember 2013
Khusyuk kunikmati pagi di sini. Dingin memeluk tubuhku, sesekali angin mengusik jilbab yang kukenakan. Ah, rupanya aku lupa mengenakan jaket sebelum terburu-buru meninggalkan kamar. Semalam aku dan beberapa orang panitia memang tidur di antrian terakhir. Akhirnya kami semua terjaga lebih pagi. 

Lurus kutatap pemandangan di depanku. Ruah air yang jatuh dari ketinggian yang entah berapa, membuatku sedikit takut untuk mendekat padanya. Air terjun disini memang sedikit berbeda dengan yang lain. Aku tak tau seperti apa menggambarkannya. Musim memang sedang basah, rinai di tiap pagi sudah hampir niscaya. barangkali, hal itu yang membuat volume air yang lebih besar tumpah dari ketinggian sana. Sesekali aku berjalan di bebatuan untuk sekedar menikmati percikannya. Sayang, tak kuasa aku berada di sana untuk waktu yang sedikit lebih lama. Kueratkan dekapanku pada kedua lenganku. kembali aku berjalan ke atas jembatan tempatku berdiri sebelumnya.

Aku selalu menyukai moment yang satu ini, travel writing. Teringat setahun lalu di Air Terjun Bulan dengan kegiatan yang sama, peserta TOWR khusyuk dengan pena dan kertasnya untuk sekedar mencari inspirasi lalu menuangkannya pada secarik kertas. Kelak disinilah akan lahir penulis-penulis hebat yang mencerahkan dunia. 
*Selamat datang hei kalian keluarga baru kami :)

8 komentar:

  1. like like...
    kunjungi punyaq juga kk...:)

    rahmasholehah.blogspot.com ;)

    BalasHapus
  2. Kalian kader yg hebat. Jumlah minimal dng keikhlasan maksimal sudah cukup dek... Semangat...

    BalasHapus
  3. Rahmah : sipsip. blog walking :)

    Kak Asra : heheeee. sedang dalam misi Berbakti, Berkarya, Berarti sepertinya kak.. :D

    BalasHapus
  4. Khaeriyah Nasruddin1 Januari 2014 pukul 17.18

    Salam untuk keluarga baruku.
    Senang bisa mengenalmu di penghujung desember. :)

    BalasHapus
  5. sama2 adik kunang2.
    dan trima kasih sudah mengira sy masih SMA sebelum bertemu. :D

    BalasHapus